Membaca judul di atas mungkin akan timbul pertanyaan tentang apa
sebenarnya maksud dari hal tersebut di atas? Istilah mencicipi dunia paska
kampus agaknya tidak mungkin terjadi karena tatkala seorang selesai dari dunia
kampus pastilah dirinya serta merta masuk ke dalam dunia paska kampus. Namun,
dalam konteks ini mencicipi dunia paska kampus memang dilakukan oleh mereka
yang masih duduk di dalam bangku perkuliahan. Pertanyaannya adalah bagaimana
hal itu dapat dilakukan? Hal inilah yang akan coba penulis bagi dalam
kesempatan kali ini.
Dunia paska kampus, mendengar frase kata ini mungkin masih ada orang
yang merasa khawatir dan takut untuk menghadapinya. Betapa tidak, inilah dunia
nyata yang kemudian akan kita huni dan tinggali. Dunia yang akan begitu berbeda
dengan masa –masa selama di dunia kampus yang menyenangkan. Di dunia kampus,
mahasiswa dapat begitu bebas mengekspolarasi segala hal tanpa perlu takut
melakukan kesalahan. Justru kesalahan sangat diharapkan, karena melalui
pengalaman melakukan kesalahan, hal tersebut menjadi sebuah media pembelajaran
tersediri yang terbukti ampuh dan akan senantiasa membekas. Begitulah dunia
kampus, tempat kita belajar dan mengeksplorasi diri dan sekitar. Belum lagi
konsep ideal yang senantiasa diajarkan di ruang –ruang kelas, hal ini juga
turut membentuk sebuah paradigma berpikir ideal sehingga hal itu sangat
tercermin dari mahasiswa yang masih aktif di perkuliahan. Di mana mereka
memiliki konsep idealisme yang tinggi.
Hal –hal itulah yang berbeda dengan dunia paska kampus. Di mana konsep
ideal yang dimiliki mahasiswa berbenturan dengan ketidakidealan masyarakat.
Terkait bagaimana di dunia paska kampus kesalahan dapat berakibat fatal dan
memberikan konsekuensi yang setimpal bahkan lebih berat kepada pelakunya. Dunia
yang menuntut untuk melakukan hal dengan benar, sehingga di dunia tersebut
orang akan bisa melejit lebih cepat dan tinggi atau bahkan sebaliknya.
Bagaimana tidak hal seperti ini menyebabkan kekhawatiran di banyak orang?
Kembali ke topik utama terkait mencicipi dunia paska kampus.
Barangkali memang tidak sepenuhnya tepat penulis menggunakan istilah ini,
tetapi paling tidak ini cukup menggambarkan terkait bagaimana mahasiswa aktif
dapat merasakan lebih dahulu dunia paska kampus yang kelak akan menjadi keseharian
hingga akhir hayat ini. Hal yang mengilhami terkait mencicipi dunia paska
kampus ini adalah masa –masa di saat mahasiswa aktif diberikan pengalaman untuk
terjun langsung ke masyarakat. Bentuknya bisa bermacam cara, di antaranya ada
yang beruka Kuliah Kerja Nyata atau Kerja Praktik Lapangan, kedua contoh inilah
yang paling tidak memberikan pengalaman bagi mahasiswa aktif untuk mencicipi
dunia paska kampus.
Kuliah Kerja Nyata atau ada pula yang menyebutnya Kuliah Kerja Tematik
adalah kesempatan besar bagi mahasiswa aktif untuk bisa merasakan dunia paska
kampus. Ketika mereka ditempatkan langsung kepada masyarakat, bekerjasama,
hingga berkreasi untuk membantu memberikan sumbangsih ilmu mereka kepada
masyarakat. Dengan ilmu mereka mereka terjun langsung kepada masyarakat,
melihat, mendengar, dan merasakan sendiri tentang bagaimana kehidupan nyata
bersama masyarakat. Jauh dari konsep ideal yang barangkali selama ini diajarkan
di kelas. Berupaya keras untuk melakukan yang terbaik karena setiap kesalahan
kecil di sini sudah dapat menimbulkan konsekuensi tersendiri. Gambaran dunia
nyata bahwa segala sesuatu itu tidak serta merta dapat dipukul rata ideal.
Contoh nyata lain adalah Kerja Praktik lapangan. Pengalaman inilah
yang menjadi inspirasi bagi penulis dalam menorehkan gagasan ini. Ditempatkan
disebuah perusahaan industri proses, penulis mendapat pengalaman betapa
beresikonya dunia kerja. Sedikit saja kesalahan dalam operasi, resiko ledakan
atau ancaman keselamatan lainnya dapat terjadi. Sederhana, ketika mengerjakan
di ruang kelas contohnya, sedikit kesalahan dalam menghitung mungkin hanya
berakibat tidak lulus ujian. Sebagai konsekuensi perlu belajar lebih keras atau
mengulang di waktu selanjutnya. Tetapi hal itu tidak berlaku di dunia paska
kampus, khususnya di Industri. Kesalahan sedikit saja, boleh jadi taruhannya
adalah nyawa, sulit bahkan tidak ada apa yang disebut sebagai kesempatan kedua.
Pengalaman mencicipi dunia paska kampus inilah merupakan hal yang
berharga. Hal yang akan menjadi pelajaran lebih mendalam sehingga kesempatan
dunia kampus akan dimanfaatkan dengan sebaik –baiknya untuk mengeksplorasi dan
mengembangkan diri. Sejenak namun hal itu cukup memberikan gambaran tentang apa
yang akan dilakukan kemudian, tentang apa itu dunia nyata, tentang bagaimana
menghadapinya.