Rabu, 13 Mei 2015

Kegelisahan dan Kontribusi

Setelah sekian lama membuat blog pribadi, baru pada kesempatan kali ini hati dan pikiran tergerak untuk menulis mencurahkan gagasan. Berawal dari sebuah kegelisahan setelah mengikuti kegiatan dialog tokoh Rumah Kepemimpinan PPSDMS Regional 2 Bandung bersama dr. Dani Ferdian selaku founder Volunteer Doctor, pada malam hari ini setiap hati yang hadir tak hanya merasa terpanggil tetapi pula tersadarkan untuk melihat sejenak realita masyarakat yang ada di sekitar diri. Realita yang kemudian mengetuk mata bahwa di sekitar kita ada dan terjadi kondisi –kondisi yang memprihatinkan yang memerlukan banyak bantuan untuk diselesaikan. Kondisi –kondisi yang tidak hanya bisa diselesaikan dengan hanya mengandalkan salah satu pihak (baca: pemerintah) tetapi perlu berbagai tambahan tenaga dari mereka yang jiwanya selalu merasa gelisah dan resah melihat sesuatu yang salah. Untuk menyelesaikan isu –isu sosial yang seringkali luput dari pandangan mata kita yang terbiasa dalam kenyamanan diri, memenuhi nafsu pribadi. Ya, melalui dialog tokoh pada malam hari ini, yang menjadi sebuah lecutan awal inspirasi untuk terus membakar semangat dan keresahan ini.

Sebelum berbicara lebih lanjut terkait kegelisahan ini, hal pertama dan utama yang perlu dijelaskan adalah alasan mengapa gagasan ini dapat terpacu dan terlontar ke permukaan. Dialog tokoh yang menjadi menu pembinaan rutin bulanan Rumah Kepemimpinan PPSDMS di setiap Regional, pada kesempatan kali ini untuk Regional 2 Bandung sendiri mengundang dr. Dani Ferdian untuk berbagi pengalaman beliau dalam menginisiasi sebuah gerakan sosial kemasyarakatan. Sebuah gerakan berlandaskan keprofesian yang beliau rintis semenjak beliau berada di akhir tingkat dua masa pendidikannya di Fakultas Kedokteran UNPAD tahun 2009 silam, yang hingga kini masih berdiri tegak semakin bertambah besar dan kuat. VOLD atau Volunteer Doctor. Sebuah gerakan sosial kemasyarakatan yang bermula dari kegelisahan seorang mahasiswa tak ‘berpunya’ yang hanya bermodalkan semangat untuk memberikan kontribusi sesuai kompetensi yang ia miliki. Lantas dari kegelisahan itulah, komunitas ini muncul dan terus membentangkan dan menularkan virus –virus menular dengan tujuan meningkatkan taraf kesehatan bangsa.

Dari dialog yang hanya berdurasi sekitar 2 jam, dr. Dani berbagi semangat tentang membangun sebuah gerakan sosial kemasyarakatan yang memberikan dampak besar sekalipun hanya diinisiasi oleh mahasiswa, kelas masyarakat yang dari segi pengalaman belum matang dan posisi tidak strategis. Mahasiswa yang hanya bermodal kompetensi dasar yang itupun terbatas sesuai tingkatan mereka. Namun dengan kegelisahan tersebut, VOLD dapat berdiri semenjak 2009 yang hingga saat ini terus membentangkan dan melebarkan sayapnya menjadi komunitas yang lebih besar dan terus memberikan kontribusinya demi bangsa khususnya yang erat kaitannya dengan kesehatan. Di sini dr. Dani berbagi bahwa dalam membangun sebuah gerakan adalah perlu adanya sebuah kegelisahan terkait permasalahan yang ada di sekitar. Permasalahan yang dapat memberikan alasan mengapa perlu ada orang yang terjun menyelesaikan hal tersebut. Permasalahan yang tentunya akan lebih baik dan optimal ditangani oleh mereka yang memiliki kompetensi bersesuaian sehingga lebih tepat sasaran. Itulah yang melandasi berdirinya VOLD, saat sang pendiri mengalami sebuah kegelisahan tatkala memandang kondisi kesehatan bangsa. Kondisi memprihatinkan di mana angka kematian, angka pesakitan, dan kondisi gizi bangsa yang sangat mengkhawatirkan, telah mengetuk hati seorang Dani Ferdian yang kala itu sedang menapaki masa –masa akhir tahun kedua perjalanan akademisnya di Fakultas Kedokteran UNPAD. Beliau menginspirasi bahwa mahasiswa tingkat dua sekalipun bisa memberikan kontribusinya demi membangun bangunan peradaban melalui batu –batu kecil yang dapat tangan mereka (baca: mahasiswa) lakukan, di sini dan saat ini juga.

Kembali kepada topik utama mengapa tulisan ini diangkat, adalah karena kegelisahan VOLD yang kemudian menginduksi kegelisahan diri untuk pula muncul. Berdasarkan pemaparan yang disampaikan oleh dr. Dani selama sesi dialog berlangsung, diri ini merasa tertampar dengan kondisi –kondisi di masyarakat saya pikir senantiasa menjadi bahan bakar VOLD yang tidak pernah padam untuk terus berkarya memberikan kontribusi nyata. Kondisi -kondisi yang ditampilkan adalah realitas masyarakat yang nyata dan terjadi di sekitar kita. Tentang bagaimana kehidupan orang –orang yang terkucilkan mulai dari janda-janda tua, anak –anak jalanan, pengidap penyakit mematikan, bencana alam, dan realita lainnya begitu sangat menyentuh dan menampar. Sehingga hati ini menjadi ikut gelisah dengan kondisi yang terjadi yang mungkin sebelumnya luput dari perhatian diri. Dalam diri kita memiliki hak orang lain yang senantiasa harus kita bayarkan, itu pulalah salah satu bagian dari pernyataan dokter Dani yang menjadi inisiator kegelisahan diri ini semakin menguat.


Melalui tulisan ini, meskipun tak banyak yang dapat dibagikan dan dituangkan tapi harapan ke depan adalah bahwa ini dapat menjadi salah satu memoar untuk senantiasa istiqomah dalam memberikan kontribusi sekecil apapun. Menjadi tulisan yang bukan hanya menginspirasi diri pribadi saat ini tetapi pula dapat menjadi inspirasi lain bagi mereka yang melihat dan membacanya sehingga kebermanfaatannya dapat terus berlanjut selama ada orang –orang yang membacanya. Semoga hal ini tidak berhenti sebatas di sini. Akan ada aksi –aksi konkret lainnya untuk senantiasa dijaga dan diteruskan. Karena kita mahasiswa, tak ada batasan apapun yang menghalangi untuk berkontribusi, karena kontribusi itu tidak memerlukan syarat yang sulit dan menyulitkan, bermodalkan keinginan yang kuat dan kompetensi sekalipun sedikit, kita dapat berkontribusi untuk perbaikan. Demi terbentuknya Indonesia yang lebih baik dan bermartabat serta mengharap kebaikan dari Allah SWT.

Khoiru Arfan /Teknik Kimia ITB 2012